Perla Laela saat mulai merajut, Rabu (15/12/2021). |
Centang Biru Media, Lotim- Semenjak tetjadinya Pandemi Covid-19 di Indonesia khususnya di Lombok Timur, berdampak pada berbagai sektor salah satunya ialah penurunan pesanan pada produk rajut asal Lotim.
Pengerajin rajut asal Selong, Kecamatan Selong, Lotim Laela mengungkapkan kerajinan Rajut tersebut mulai digeluti sejak beberapa puluh tahun yang lalu, akan tetapi dirinya mengakui pada tahun 2019 lalu omset yang dihasilkan dari penjualan rajut hasil karyanya mencapai Rp 4 juta perbulan.
"Dulu sekitar tahun 2019 itu omset kita sampai Rp 4 juta perbulan , tapi semenjak merebaknya pandemi turun drastis berkisar Rp1 juta," bebernya.
Kata dia, sejak pandemi dirinya merasa kesulitan untuk mendapatkan para pelanggan, namun hal tersebut tidak membuat dirinya putus asa untuk tetap memproduksi karyanya itu.
Diakuinya, sejak tercapainya herd immunity di Lotim, memberikan semangat baru bagi dirinya untuk memproduksi dan meningkatkan inovasi karya rajutnya agar semakin menarik bagi pelanggan.
"Alhamdulillah sekarang sudah agak normal, dan sekarang ini kita lagi menyiapkan sesuatu hal yang unik dengan menggabungkan rajutan dengan kulit, kerang atau gerabah," jelasnya.
Diakuinya, setelah beberapa bulam mengalami penurunan omset, saat ini hasil produksi rajutnya sudah mampu menembus pasar nasional yang dipasarkan melalui online.
Adapun jenis rajutan yang dihasilkan berbagai macam mulai dari tas, sepatu, baju anak, boneka dan gift. Sedangkan untuk harga sendiri bervaritif tergantung dari jenis bahan, tingkat kesulitan, dan ukurannya.
"Alhamdulillah sekarang pelanggan kita sudah ada dari luar daerah seperti Kalimantan, Jayapura, Sumbawa dan Bima," tutupnya.
Posting Komentar untuk "Kerajinan Rajut Lotim, Menembus Pasar Nasional "