Upacara Adat Ngayu Ayu di Sembalun, Raja, Ratu Se-Nusantara dan Mancanegara Ikut Serta

 

Raja - raja yang menghadiri upacara adat Ngayu Ayu Sembalun, Kamis(14/07/2022). (CBM/Gib). 


Lombok Timur, CBM - Masyarakat Sembalun dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur menggelar ritual adat Ngayu Ayu yang dilaksanakan di rumah adat Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun. Pelaksanaan ritual kali ini berbeda dengan sebelumnya, dimana kali ini ritual adat dihadiri oleh Raja, Ratu, dan Sultan se-Nusantara bahkan beberapa dari Mancanegara seperti Malaysia, Belgia dan Australia.


Kepala Dinas Pariwisata, Iswan Rakhmadi mengatakan ritual ini bertujuan dalam untuk menjaga harmonisasi baik dengan alam, tuhan maupun antar sesama dan juga sebagai wujud peradaban luhur yang pernah ada di Pulau Lombok khususnya yang ada di Sembalun sendiri.


"Kegitan ritul tahun ini agak berbeda dengan sebelumnya, karena tahun ini kita mengundang Raja, Ratu dan Sultan yang ada di Nusantara dan dari Mancanegara juga," Sebutnya kepada awak media di lokasi upacara adat Ngayu Ayu, Kamis (14/07). 


Kata dia, Raja, Ratu dan Sultan yang menghadiri acara tersebut berjumlah 40 orang dari berbagai kesultanan dan kerajaan di Nusantara dan juga Mancanegara, seperti Sultan Ternate, Raja Minangkabau, Raja NTT, Kesultanan Palembang Darussalam dan kerajaan lainya. Sementara utusan dari Mancanegara yakni Hebron Belgia, Pertubuhan Skuad Bakti Malaysia. 


Sementara itu, Sultan Sepuh Cirebon Jaenudin 2, Arianatareja mengakui bahwa undangan upacara adat Ngayu Ayu itu merupakan hal yang sangat istimewa baginya, dan ia mengingatkan bahwa pentingnya kembali pada leluhur. 


"Kita ada karena leluhur kita ada, kita bersama karena leluhur kita sama, jangan pernah meninggalkan jati diri karena republik ini ada karena leluhur kita," jelasnya. 


Kata dia, seluruh hamparan tanah di bumi Nusantara ini terbentuk karena adanya Raja dan Sultan, dan leluhur seluruh Raja, Ratu, dan Sultan yang hadir pada acara itu pernah menginjakkan kaki di Pulau Lombok. 


"Prabu Siliwangi Padjajaran, Pangeran Cakrabuana, Sunan Gunung Jati, dan Walisongo ada jejaknya di sini (Pulau Lombok-red), jadi tidak salah kami diundang untuk menghadiri acara ini," ujarnya. 


Ia juga mengingatkan Nusantara harus bangkit kembali, semua Raja, Ratu dan Sultan harus bersatu untuk memimpin masyarakat adatnya untuk bersama-sama dengan republik membuat garuda gagah kembali dan bisa terbang tinggi. 


"Republik harus tetap berdiri, para Raja dan Sultan harus menguatkan berdirinya republik," pintanya. 


Sementara itu, Sri Paduka Dato Ramlee Bin Mat Dalih dari Pertubuhan Skuad Bhakti Malaysia mengatakan bahwa upacara adat Ngayu Ayu sebuah gerakan yang sangat baik untuk menyatukan dua negara serumpun yakni Indonesia dan Malaysia. 


"Saye sangat bertuah berada di sini untuk menengok berbagai adat yang ada di Sembalun ini, yang mana belum pernah saye tengok sejauh ini dari 34 provinsi di Indonesia yang saye kunjungi," tuturnya. 


Menurut Dato Ramlee adat yang ada di Sembalun berbeda dengan yang lainnya dan sebuah adat budaya yang begitu unik yang pernah ia lihat. 


Dirinya berharap agar Pemerintah Indonesia khususnya Pemkab Lotim,  untuk terus mendung semua pihak yang peduli dengan adat budaya. Ia juga berharap untuk terus terjalin hubungan baik antara Indonesia dan Malaysia.


"Kami harap hubungan antara Indonesia dan Malaysia tetap terjalin dengan baik," tutupnya.

[15/7 06.18] Supardi Wartawan: Masyarakat Sembalun Gelar Upacara Adat Ngayu Ayu


Lotim- Masyarakat Desa Sembalun, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur menggelar acara adat Ngayu Ayu yang berlangsung di rumah adat Sembalun, Kamis (14/07).


Adat Ngayu Ayu merupakan akronim, dari kata NG yaitu Ngamplang yang berarti mengumpulkan, sementara A berarti Aik  (Air), Y = Yalah, U = Upacara, A = Adat, Y=Yang dan U = Utama. Sehingga kata Ngayu Ayu artinya ialah upacara untuk mengumpulkan air yang bersumber dari 13 mata air yang bertujuan untuk menjaga leluhur dan memelihara keutuhan Gumi Sembalun Sendiri.

 

Sementara dalam pandangan Islam Ngayu Ayu diartikan sebagai sifat-sifat Allah SWT, dimana kata Hayyu berarti Hidup dan Qoyyum berarti kuat dan berdiri sendiri. Sehingga Ngayu_Ayu dalam persepektif Islam dapat diartikan sebagai suatu upacara untuk menghidupkan dan menguatkan nilai-nilai spiritual adat Gumi Sembalun. 


Upacara adat Ngayu Ayu ini dilakukan tiga tahun sekali oleh masyarakat oleh masyarakat adat Kawedanan Sembalun. Adat ini dilakukan sebagai bentuk peringatan atas seluruh rangkaian sejarah, sekaligus sebagai penghormatan terhadap leluhur yang dinilai memiliki peran penting dalam keberlangsungan kehidupan saat ini.


Sekretaris Lembaga Adat Gumi Sembahulun, Mahli menjelaskan acara Ngayu Ayu ini merupakan puncak dari seluruh rangkain acara adat yang ada di Sembalun, seperti acara mapakin, maulid adat, ngaji makom, maulid menem, bubur putek, bubur Abang dan sejumlah acar lainnya. 


"Tradisi ini sudah ada dari dulu di sini (Sembalun-red), acara-acara ini bertujuan untuk mengusir arwah jahat," ujarnya. 


Sementara itu, Bupati Lombok Timur, H. M. Sukiman Azmy berterima kasih kepada masyarakat Sembalun atas adanya gelaran ini yang telah sukses dalam pelaksanaannya dengan periode waktu yang telah ditentukan.


"Ini menjadi bukti bahwa masyarakat Sembalun masih memegang teguh tradisi leluhur," ucapnya.


Disebutkan Sukiman, Ritual ini menggambarkan hubungan sang pencipta dengan manusia, manusia dengan manusia, serta manusia dengan alam semesta. Ia mengakui melestarikan adat istiadat ditengah perkembangan zaman seperti saat ini bukan perkara mudah.Namun masyarakat Sembalun mampu mempertahan adat istiadat tersebut sehingga tetap eksis sampai saat ini.


Menurutnya adat Ngayu Ayu Ini sekaligus menjadi modal yang sangat penting bagi masyarakat Sembalun untuk terus menjaga adat istiadat luhur sebagai sebuah objek wisata budaya.

Posting Komentar untuk "Upacara Adat Ngayu Ayu di Sembalun, Raja, Ratu Se-Nusantara dan Mancanegara Ikut Serta"