Humaeraq Gadis Asal Jurit Sulap Limbah Nanas Jadi Rupiah

Siti Humaeraq saat memamerkan serat nanasnya, Jum'at(05/08/2022). (CBM/Gib). 


Lombok Timur, CBM - Siti Humaeraq, gadis  asal Desa Jurit Baru, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur , berhasil mendaur ulang limbah daun nanas menjadi serat yang bernilai Rupiah. 


Humaeraq menceritakan pekerjaan itu mulai digeluti bermula saat salah satu Dosennya berkunjung ke rumahnya dan saat itu banyak limbah daun nanas yang berserakan yang dibuang oleh masyarakat setempat, sehingga ia bersama dosen itu berinisiatif untuk mengolahnya menjadi serat yang bisa mendatangkan rupiah.


“saat itu dosen saya langsung memperkenalkan saya kepada Bank Sampah NTB Mandiri untuk mengolah limbah-limbah daun nanas ini untuk menjadi sebuh kerajinan yang bernilai ekonomis,”Beber Humaeraq, saat ditemui ditengah-tengah kesibukannya, Rabu (03/08). 


Setelah diperkenalkan dengan Bank Sampah, dirinya lantas mendapatkan dukungan berupa pengadaan mesin pengolah limbah daun nanas menjadi serat dari Bank Sampah NTB Mandiri da  juga dari pihak PLN. Dengan bantuan itu lantas menjadi peluang bagi dirinya dan mampu memberdayakan masyarakat setempat khususnya petani nanas.


Disebutkannya, di Desa Jurit terdapat sekitar 40 persen lahan dipergunakan untuk menanam nanas, sehingga tidak menutup kemungkinan limbah daun nanas yang dihasilkan cukup banyak.  Setelah adanya mesin pengolah itu kini limbah-limbah daun nanas itu ia beli dengan harga Rp30 ribu per kwintalnya dari para petani. 


“Pengolahan daun nanas ini tergolong tidak begitu mudah dan juga tidak begitu sulit, soalnya untuk mendapatkan serat yang berkualitas itu harus dijemur dulu setalah diolah. Jadi setelah limbah ini diolah di mesin pencacah, serat nya langsung kita jemur," jelasnya. 


Sementara itu untuk pengolahan limbah daun nanas ini tidak dilakukan setiap harinya, namun perlu menunggu masa panen tiba untuk bisa mendapatkan daun nanas. Selain itu jika musim penghujan tiba pengolahan juga tidak bisa dilakukan, sebab serat nanas yang telah diolah tidak bisa dijemur yang bisa berdampak pada kualitas benang yang dihasilkan.


Sejak tahun 2020 lalu, ia hanya mengandalkan dua mesin pencacah saja dan hanya mampu menghasilkan satu kilogram serat nanas dalam seminggu. Namun saat ini produksi yang dihasilkan semakin bertambah sekitar 4-5 kilogram setelah adanya dua tambahan mesin pencacah.


"Biasanya dalam 1 kwintal limbah daun nanas itu kita hanya bisa medapatkan 1 kilogram serat, sementara untuk harga serat ini Rp100 per kilogramnya," Sebutnya.


Dikatakan Humaeraq kualitas benang yang dihasilkan dari serat nanas ini dinilai lebih baik dari benang biasa baik dari segi kekuatan, tahan lama maupun yang lainnya. Sementara benang-benang yang dihasilkan dari serat-serat itu biasanya dijadikan berbagai produk seperti baju, tas, sepatu dan produk-produk lainnya. 

Dirinya berharap dari hasil penjualan kerajinan itu nantinya bisa membuat gedung khusus untuk produksi dan pengadaan alat lainnya, mengingat saat ini ia hanya menggunakan teras rumahnya sebagai lokasi produksi dengan dibantu oleh orangtuanya.


“Mudah-mudahan kami punya tempat khusus untuk produksi lengkap dengan semua alat produksi,” Tutupnya

Posting Komentar untuk "Humaeraq Gadis Asal Jurit Sulap Limbah Nanas Jadi Rupiah"