Tujuh Kecamatan di Lotim Mulai Terdampak Kekeringan

Ilustrasi kekeringan, Jumat (12/08/2022). (CBM/Gib).


Lombok Timur, CBM - Sebanyak tujuh Kecamatan di Lombok Timur telah melaporkan kekurangan air bersih kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur. Tujuh Kecamatan itu diantaranya ialah Jerowaru, Keruak, Sambelia, Suwela, Aikmel, dan Lenek.


Sesuai peringatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyebut  delapan kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat (NTB) berstatus siaga bencana kekeringan meteorologi akibat musim kemarau 2022. Sementara itu semua Kecamatan yang terdampak kekeringan di Lotim, saat ini sudah mengajukan pendistribusian air minum untuk masyarakatnya.


Bupati Lombok Timur H. M. Sukiman Azmy ketika memimpin rapat penanganan dampak kekeringan pada Kamis (11/8) di Ruang Rapat Bupati

“Kami minta agar BPBD segera melakukan dropping air bersih di tujuh kecamatan dengan 38 desa terdampak kekeringan tahun ini” Ucapnya saat memimpin rapat penanganan dampak kekeringan pada, Kamis (11/8).


Ia mengingatkan dropping air bersih dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Agustus hingga bulan Oktober mendatang dan dapat segera dilaksanakan. Ia juga berharap agar  administrasi untuk mendukung pendistribusian air bersih itu bisa diselesaikan sesegera mungkin.


Adapun, untuk menanggulangi kekeringan yang terjadi di sejumlah kecamatan di Lotim, Pemda Lotim telah menempuh berbagai upaya diantaranya ialah dengan membuat sumur bor di sejumlah kecamatan yang rutin mengalami kekurangan air bersih seperti di wilayah selatan.


“Pemda sudah membuat sejumlah sumur bor di kecamatan yang sering terdampak kekeringan seperti daerah selatan, ini sebagai salah satu langkah Pemkab Lotim untuk mengatasi persoalan kekurangan air bersih yang sering terjadi,” Ucapnya.


Pada Tahun 2022 ini Lotim telah mendapatkan bantuan dari bank dunia untuk pemenuhan air bersih dengan dana sebesar Rp151 miliar yang dibagi dalam dua tahapan. Bantuan tersebut diharapkan dapat mengatasi persoalan air bersih, sehingga tahun 2023 mendatang dropping air bersih tidak lagi diperlukan.


Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lotim Marhaban merasa optimis proyek penyediaan air bersih dengan dana bersumber dari bank dunia itu sudah dapat dimanfaatkan pada Januari 2023.

“ Tapi ada kendala nantinya yang akan kita hadapi dalam pengerjaan proyek ini yaitu lokasi reservoir yang berada di lahan rawa, sehingga  perencanaan lebih rincin atau detailed engineering desain (DED) harus dilakukan penyesuaian kembali,” Sebut Marhaban.


Ketersediaan air bersih ini menjadi salah satu fokus Pemkab Lotim di samping insfrastruktur seperti jalan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Posting Komentar untuk "Tujuh Kecamatan di Lotim Mulai Terdampak Kekeringan"